Makalah,,!!!
OTITIS
EXTERNA
KELOMPOK
II TINGKAT IIA
DI
SUSUN OLEH:
Abd.Rahman
Fitriani
Melisa
Oktaviana
Sri
wahyuni
Zulkarnain
AKADEMIK
KEPREWATAN KAB.DONGGALA
TAHUN
2010/2011
KATA PENGANTAR
Puji
syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan berkat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul
”OTITIS EXTERNA”
Pada
kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dan masukan-masukan pada penulisan makalah ini, sehingga makalah
ini dapat selesai sesuai dengan waktunya.Tanpa bantuan kalian sulit bagi
penulis untuk dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Kami telah berusaha untuk menyempurnakan
tulisan ini, namun sebagai kami pun menyadari akan keterbatasan maupun
kehilafan dan kesalahan yang tanpa disadari. Oleh karena itu, saran dan kritik
untuk perbaikan makalah ini akan sangat dinantikan. Untuk pengembangan
ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penyusun
KELOMPOK II
Daftar
isi
Kata pengantar …………………………………………………………...…i
Daftar isi ........……………………………………………...…………ii
Bab I pendahuluan ................…………………………………………………...1
A. Latar
belakang ............……………………………………………………...1
B. Tujuan ........………………………………………………………...1
Bab II pembahasan ...............……………………………………………………2
A. Tinjauan
teori ……...………………………………………………………2
1. Pengertian .......…………………………………………………………2
2. Etiologi ...……………………………………………………………4
3. Patofisiologi ...……………………………………………………………5
4. Penyimpangan
KDM ...……………………………………………………………7
5. Manifestasi
klinis ...……………………………………………………………8
6. Tanda
dan gejala ...……………………………………………………………8
7. Pemeriksaan
diagnostik….…………………………………………………………8
8. Penatalaksanaan ...……………………………………………………………10
9. komplikasi ...……………………………………………………………11
B. tinjauan
kasus ...……………………………………………………………13
Bab III penutup ...........………………………………………………………27
Kesimpulan
……………………………………………………………..28
Daftar pustaka ...................…………………………………………………28
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Otitis eksterna
adalah radang liang telinga akut maupun kronis disebabkan oleh bakteri dapat
terlokalisir atau difus, telinga rasa sakit. Faktor penyebab timbulnya otitis eksterna ini, kelembaban, penyumbatan
liang telinga, trauma lokal dan alergi. Faktor ini menyebabkan berkurangnya
lapisan protektif yang menyebabkan edema dari epitel skuamosa. Keadaan ini
menimbulkan trauma lokal yang mengakibatkan bakteri masuk melalui kulit,
inflasi dan menimbulkan eksudat.
Bakteri patogen pada otitis eksterna
akut adalah pseudomonas (41 %), strepokokus (22%), stafilokokus.aureus (15%)
dan bakteroides (11%). Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang
telinga bagian luar yang dapat menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang
temporal. Biasanya seluruh liang telinga terlibat, tetapi pada furunkel liang
telinga luar dapat dianggap pembentukan lokal otitis eksterna. Otitis eksterna
difusa merupakan tipe infeksi bakteri patogen yang paling umum disebabkan oleh
pseudomonas, stafilokokus dan proteus, atau jamur.
Penyakit ini merupakan penyakit telinga
bagian luar yang sering dijumpai, disamping penyakit telinga lainnya.
Berdasarkan data yang dikumpulkan mulai tanggal Januari 2000 s/d Desember 2000
di Poliklinik THT RS H.Adam Malik Medan didapati 10746 kunjungan baru dimana,
dijumpai 867 kasus (8,07 %) otitis eksterna, 282 kasus (2,62 %) otitis eksterna
difusa dan 585 kasus (5,44 %) otitis eksterna sirkumskripta. Penyakit ini
sering diumpai pada daerah-daerah yang panas dan lembab dan jarang pada iklim-
iklim sejuk dan kering.
B.TUJUAN
![*](file:///C:/DOCUME%7E1/Orient/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
Setelah dilaksanakan diskusi, pembuatan makalah
dan dipresentasikannya Asuhan keperawatan klien dengan Otitis Eksterna,
diharapkan mahasiswa mampu dan mengerti tentang asuhan keperawatan klien dengan Otitis
Eksterna.
![*](file:///C:/DOCUME%7E1/Orient/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
Setelah dilaksanakan diskusi, pembuatan makalah
dan dipresentasikannya asuhan keperawatan klien dengan Otitis Eksterna,
diharapkan mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan pengertian
dari Otitis Eksterna
2. Menjelaskan tanda dan
gejala yang dirasakan akibat penyakit otitis eksterna
3. Mengetahui asuhan
keperawatan yang diberikan pada pasien otitis ekstern.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
ANATOMI FISIOLOGI
Anatomi
telinga terdiri dari :
a. Telinga bagian luar
1. Aurikula
Terdiri dari kartilago elasin yang ditutupi kulit.
Tidak ada kartilago pada lobus, yang hanya tersusun dari lemak dan jaringan
ikat. Aurikula dapat digerakkan sedikit oleh tiga otot kecil yang berjalan menuju aurikula dari aponeurosis cranial dan
tengkorak.
2. Meatus
Akustikus Eksterna
Batas antara
telinga luar dan telinga tengah adalah membran timpani. 2/3 bagian dalam
tersusun oleh tulang, dan 1/3 luar tersusun oleh tulang rawanyang bersambungan
dengan daun telinga. Meatus berbentuk oval pada potongan melintang pada ujung
lateral, bulat pada ujunga medial.
b. Telinga bagian
tengah
1.
Kavum Timpany ( telinga tengah )
Merupakan rongga kecil, agak memanjang di dalam pars petrosa
os temporal.
2.
Antrum Timpany
3.
Tuba Auditiva Eustaki
c. Telinga bagian
dalam
1. Labirintus
Osseus
2. Rangkaian
rongga yang saling berhubungan
Labirintus Membranosus
3. Kantong
tertutup di dalam labirin oseosa dan kurang lebih memiliki bentuk yang sama.
B.DEFENISI
Otitis eksterna adalah radang telinga bagian luar yang di sebabkan oleh
jamur parasitic, ditandai dengan pengerasan struktur telinga. (Dongoes, 1998)
Otitis eksterna ialah radang liang telinga akut maupun kronis yang
disebabkan oleh bakteri, sulit dibedakan dengan radang yang disebabkan oleh
jamur, alergi atau virus.
Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar
yang dapat menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang temporal. Biasanya
seluruh liang telinga terlibat, tetapi pada furunkel liang telinga luar dapat
dianggap pembentukan lokal otitis eksterna.
Otitis eksterna dibagi 3 jenis :
a. Otitis eksterna sirkumsripta (furunkel
= bisu)
Kulit yang di sepertiga liang telinga mengandunk adneksa kulit, seperti
folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar serumen, maka di tempat itu dapat
terjadi infeksi sehingga membentuk furunkel.
Kuman penyebab biasanya staphylococcus
aureus dan staphylococcus albus.
Gejalnya ialah rasa nyeri yang
hebat, tidak sesuai dengan besar bisul. Hal in di sebabkan karena kulit liang
telinga tidak mengandung jaringan longgar di bawahnya, sehingga rasa nyeri
timbul pada penekanan perikordium. Rasa nyeri dapat juga timbul spontan pada
waktu membuka mulut (sendi temporomandibula). Selain itu terdapat juga gangguan
pendengaran, bila furunkel besar dan menyumbat liang telinga.
Terapinya tergantung pada keadaan
furunkel. Bila sudah menjadi abses, diaspirasi secara steril untuk mengeluarkan
nanahnya.
b. Otitis eksterna difus
c. Otomikosis
C. ETIOLOGI
Staphylococus aureus,
staphylococus albus.
Faktor
predisposisi:
1. PH
(PH yang basa akan menurunkan proteksi terhadap infeksi).
2. Udara
yang hangat dan lembab, kuman dan jamur mudah tumbuh.
3. Trauma
ringan (ketika mengorek telinga) atau karena berenang yang menyebabkan
perubahan kulit karena kena air.
D. PATOFISIOLOGI
Saluran
telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan cara membuang sel-sel kulit
yang mati dari gendang telinga melalui saluran telinga. Membersihkan saluran
telinga dengan cotton bud (kapas pembersih) bisa mengganggu mekanisme
pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel kulit yang mati ke arah gendang
telinga sehingga kotoran menumpuk disana.
Penimbunan sel-sel kulit yang
mati dan serumen akan menyebabkan penimbunan air yang masuk ke dalam saluran
ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah dan lembut pada saluran telinga
lebih mudah terinfeksi oleh bakteri atau jamur.
E. MANIFESTASI KLINIS
1.
Rasa sakit pada
telinga ( rasa tidak enak, rasa penuh pada telinga, perasaan seperti terbakar
hingga rasa sakit yang hebat, serta
berdenyut ).
2.
Nyeri yang hebat
bila daun telinga disentuh,
3.
Gatal merupakan
gejala klinik yang sangat sering dan merupakan pendahulu rasa sakit
4.
Gangguan
pendengaran bila furunkel besar dan menyumbat liang telinga,edema pada kulit
telinga
Menurut
MM. Carr secara klinik otitis eksterna terbagi menjadi 4:
a.
Otitis Eksterna
Ringan : kulit liang telinga hiperemis dan eksudat, liang telinga menyempit.
b.
Otitis Eksterna
Sedang : liang telinga sempit, bengkak, kulit hiperemis dan eksudat positif
c.
Otitis Eksterna
Komplikas : Pina/Periaurikuler eritema dan bengkak
d.
Otitis Eksterna
Kronik : kulit liang telinga/pina menebal, keriput, eritema positif
F.
PENATALAKSANAAN
1.
Antibiotik dalam
bentuk salep (neomisin, Polimiksin B atau Basitrasin).
2.
Antiseptik (asam
asestat 2-5% dalam alkohol 2%) atau tampon iktiol dalam liang telinga selama 2
hari.
3.
Bila furunkel
menjadi abses, diaspirasi secara steril untuk mengeluarkan nanahnya.
4.
Insisi bila
dinding furunkel tebal, kemudian kemudian dipasang drain untuk mengalirkan
nanah.
5.
Obat simptomatik
: analgetik, obat penenang.
G.
KOMPLIKASI
Osteomielitis tulang temporal dan basis
kranii ------ kelumpuhan syaraf fasial serta syaraf otak lain ------ kematian.
BAB
III
ASUHAN
KEPERAWATAN
A.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1.
Biodata Pasien Biodata
Penanggung Jawab
Nama :
Nama :
Umur :
Umur :
Jenis
kel.:
Jenis kel.:
Alamat :
Alamat :
2.
Riwayat
Kesehatan
a.
Keluhan
Utama: Biasanya pasien merasakan nyeri
pada telinga kanan, perasaan tidak enak pada telinga, pendengaran berkurang, ketika
membersihkan telinga keluar cairan berbau busuk
b. Riwayat penyakit sekarang:
pasien mengatakan Tanyakan sejak kapan keluhan dirasakan, apakah tiba-tiba atau
perlahan-lahan, sejauh mana keluhan dirasakan, apa yang memperberat dan
memperingan keluhan dan apa usaha yang telah dilakukan untuk mengurangi
keluhan.
c.
Riwayat penyakit
dahulu: Tanyakan pada klien dan keluarganya ; apakah klien dahulu pernah
menderita sakit seperti ini, apakah sebelumnya pernah menderita penyakit lain,
seperti panas tinggi, kejang, apakah klien sering mengorek-ngorek telinga
dengan jepit rambut atau cutton buds sehingga terjadi trauma, apakah klien
sering berenang.
d. Riwayat penyakit keluarga: -
Apakah ada diantara anggota
keluarga klien yang menderita penyakit seperti klien saat ini dan apakah
keluarga pernah menderita penyakit DM.
3.
Pemeriksaan
Fisik
a.
Inspeksi
Inspeksi liang telinga,
perhatikan adanya cairan atau bau, pembengkakan pada MAE, warna kulit telinga,
apakah terdapat benda asing, peradangan, tumor.
b.
Inspeksi dapat
menggunakan alat otoskopik (untuk melihat MAE sampai
ke membran timpany). Apakah
suhu tubuh klien meningkat.
c.
Palpasi
Lakukan penekanan ringan pada
daun telinga, jika terjadi respon nyeri dari klien, maka dapat dipastikan klien
menderita otitis eksterna sirkumskripta
B.
DiagnosA keperawatan
1.
Nyeri (akut/kronis) yang berhubungan dengan
trauma, infeksi atau demam sekunder terhadap kecelakaan, infeksi oleh jamur /
virus / bakteri , ditandai dengan sakit telinga, gatal, edema, dan demam.
2.
Gangguan
pendengaran berhubungan dengan penyumbatan pada liang telinga sekunder terhadap
pembesaran furunkel, jaringan granulasi yang subur, penumpukkan sekret pada
liang telinga, telinga rasa penuh/nyeri ditandai dengan Klien mengeluh
pendengarannya berkurang. Liang telinga tampak sempit, hyperemesis dan edema
tanpa batas yang jelas.
3.
Kegagalan
interaksi social berhubungan dengan hambatan komunikasi di tandai penumpukan
serumen, penyempitan liang telinga, hyperemesis dan edema.
4. Peningkatan suhu tubuh
berhubungan dengan proses inflamasi
C.
INTERVENSI
KEPERAWATAN
No.
|
Dx.
|
Tujuan/
KH
|
Intervensi
|
Rasional
|
|
1.
|
I
|
Nyeri
pasien dapat teratasi
|
a.
Kaji tingkat
nyeri klien / dan skala nyeri
b.
Lakukan
pembersihan telinga secara teratur dan hati-hati.
c.
Beri
penyuluhan kepada klien tentang penyebab nyeri dan penyakit yang dideritanya
/ demamnya
d.
Lakukan aspirasi secara steril (bila terjadi
abses) untuk mengeluarkan nanahnya, jika dinding furunkelnya tebal,.
e.
Kolaborasi
dalam pemberian obat analgetik dan antibiotik dosis tinggi
|
a.
Meberi info
untuk mengkaji respon terhadap intervensi
b.
Untuk
mengurangi penumpukan serumen yang menyebabkan edema
c.
Supaya pasien
mengerti tentang penyebab penyakit yang di derita, sehingga tau apa yang di
lakukan supaya tidak timbul penyakit yang sama.
d.
Untuk
mengurangi adanya penekanan pada telinga.
e.
Untuk
mengurangi nyeri pada pasien
|
|
2.
|
II
|
Memperbaiki
fungsi pendengaran
|
a. Mengambil serumen dengan
irigasi, atau suction.
b. Menberikan anti biotic / hydrogen
pyrocsida
|
a.
Usaha lain
untuk membersihkan kanalis auditorius eksterna seperti korek api, jepit
rambut,
b.
Usaha untuk
mematikan bakteri dalam telinga luar
|
|
3.
|
III
|
Membantu
pasien untuk berinteraksi
|
a.
Beri alat
bantu pendengaran
b.
Ajari klien
untuk menggunakan tanda non verbal dan bentuk komunikasi lainnya
c.
Ajari keluarga
atau orang terdekat praktik komunikasi yang efektif
d.
Mengurangi
kegaduhan lingkungan
|
a.
Untuk membantu
pendengaran klien
b.
Merupakan
alternative lain untuk mempermudah komunikasi dengan orang lain
c.
Mampu
berkomunikasi yang baik dengan klien
d.
Ketengan
lingkungan dapat membantu kelancaran komunikasi
|
|
4.
|
IV
|
Suhu
tubuh pasien dapat kembali normal
|
a.
Pantau suhu
tubuh pasien
b.
Beri kompres
hangat
c.
Anjurkan
pasien memakai pakaian tipis dan menyerap keringat
d.
Kolaborasi
pemberian obat anti piretik
|
a.
Suhu 38,9° C
menunjukan proses inflamasi
b.
Membantu
menurunkan demam secara bertahap
c.
Pakaian tipis
dan menyerap keringat, sehingga keringat yang di keluarkan bisa terserap
d.
Untuk
mengurangi demam
|
|
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Otitis eksterna adalah radang
telinga bagian luar yang di sebabkan oleh jamur, bakteri, alergi atau virus.
Faktor
ini menyebabkan berkurangnya lapisan protektif yang menyebabkan edema dari
epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang mengakibatkan
bakteri masuk melalui kulit, inflasi dan menimbulkan eksudat.
Otitis
eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar yang dapat
menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang temporal. Biasanya seluruh
liang telinga terlibat, tetapi pada furunkel liang telinga luar dapat dianggap
pembentukan lokal otitis eksterna.
SARAN
Penulis menginginkan agar para mahasiswa/pembaca dapat memahami makalah
ini yang mengenai tindakan keperawatan yang harus dimengerti dalam OTITIS
EXTERNA dan kami dapat mengharapkan
kritikan yang sifatnya membangun sehingga makalah ini dapat tersusun baik untuk
penyusunan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
§
Potter Patricia A.,1996, Pengkajian Kesehatan, Penerbit Buku
Kedokteran EGC,Jakarta
§
Carpenito, Lynda Juall, 2000, Buku saku Diagnosa Keperawatan
Edisi VIII, EGC, Jakarta.
§
Mansjoer, arif dkk. 1999.Kapita selekta.edisi III, hal.
83-85
§
Dongoes,Marilynn. 1999.Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi III
Tidak ada komentar:
Posting Komentar