BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lanjut usia merupakan istilah tahap
akhir dari proses penuaan atau juga bisa disebut sebagai akhir dari rentang
hidup manusia. Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang
mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan
menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit
yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam
struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Secara ekonomi, penduduk
lanjut usia lebih dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya.
Banyak orang beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak lagi memberikan banyak
manfaat, bahkan ada yang sampai beranggapan bahwa kehidupan masa tua,
seringkali dipersepsikan secara negatif sebagai beban keluarga dan
masyarakat.Dari aspek sosial, penduduk lanjut usia merupakan satu kelompok
sosial sendiri. Di negara Barat, penduduk lanjut usia menduduki strata sosial
di bawah kaum muda. Hal ini dilihat dari keterlibatan mereka terhadap
sumber daya ekonomi, pengaruh terhadap pengambilan keputuan serta luasnya
hubungan sosial yang semakin menurun.
Akan tetapi di Indonesia penduduk
lanjut usia menduduki kelas sosial yang
tinggi yang harus dihormati oleh warga
muda.
Usia lanjut dipandang sebagai masa
yang disertai oleh penderitaan dengan berbagai penyakit, serta kesadaran bahwa
setiap orang akan mati, maka kecemasan akan kematian menjadi masalah psikologis
yang penting pada lansia. Tidak hanya ancaman kematian saja yang menjadi momok
menakutkan bagi usia lanjut namun juga termasuk dengan minimnya hubungan sosial
dengan lingkungan sekitar. Seiring dengan bertambahnya usia ancaman penyakitpun
semakin meningkat.Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua
merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang
mengalami kemunduran dan pembatasan fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak
dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Secara umum seseorang yang sudah
memasuki usia lanjut berkisar pada 60 tahun hingga meninggal. Seperti apa yang
kita ketahui bahwa gejala yang muncul pada saat penuaan mulai terlihat
kemunduran fisik seperti kulit yang mulai mengkerut, rambut yang memutih,
begitu juga menurunnya daya ingat yang dimiliki oleh lanjut usia.selain
itu,terjadi pembatasan fisik yang dapat menyebabkan lansia tidak dapat
beraktivitas seperti biasanya,berbagai resiko pun dapat terjadi pada lansia
seperti resiko jatuh.di perlukan bantuan dari pihak keluarga maupun perawat
dalam merawat lansia tersebut agar lansia mampu mempertahankan dan menjaga
kesehatannya.
B.
Tujuan
1.Agar mahasiswa dapat memahami dan
mengetahui pengertian pembatasan fisik pada lansia
2. Agar mahasiswa dapat memahami dan
mengetahui klasifikasi pembatasan fisik
3.Agar
mahasiswa dapat memahami dan mengetahui masalah-masalah fisik yang berhubungan
dengan pembatasan fisik
4.Agar
mahasiswa dapat memahami dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
pembatasan fisik
5. Agar
mahasiswa dapat memahami dan mengetahui
Solusi menghadapi masa tua
C. Manfaat
Penulisan
Menjadi
pegangan untuk mahasiswa dalam mempelajari konsep Pembatasan Fisik pada Lansia.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
·
Pembatasan fisik adalah
suatu keadaan dimana seseorang yang telah lanjut usia akan mengalami kemunduran
pada berbagai aspek terutama kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan penurunan
pada peranan-peranan sosialnya,kemunduran kemampuan fisik ini akan menimbulkan
gangguan di dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga meningkatkan
ketergantungan yang memerlukan bantuan orang lain.
·
Pembatasan fisik
dapat di artikan pula sebagai perubahan-perubahan yang terjadi pada fisik
seseorang manula yang menyebabkan timbulnya keterbatasan untuk melakukan
hal-hal yang biasanya dilakukan oleh orang tersebuat,seperti klien lansia
beresiko tinggi terjatuh bila bila berjalan-jalan tanpa pengawasan dari orang
sekitarnya.
B.
Kasifikasi Pembatasan fisik
Terdapat dua macam
pembatasan fisik yang ada pada lansia di dasarkan pada aktivitas yang di
lakukan oleh lansia yaitu:
1.Lansia aktif
yaitu lansia yang mengalami pemunduran fisik pada dirinya namun masih mampu
bergerak tanpa bantuan orang lain,sehingga dalam pemenuhan kebutuhan
sehari-hari masih dapat di lakukannya sendiri,meskipun begitu,tidak semua
aktivitas dapat dilakukan oleh lansia,lansia hanya dapat melakukan kegiatan
yang tidak menguras banyak tenaganya dan tidak beresiko dapat melukai diri
lansia tersebut,aktivitas itu seperti senam pagi atau membuat teh.
2.Lansia pasif atau
sakit yaitu lansia yang mengalami pemunduran fisik yang berakibat pada
timbulnya penyakit yang menyebabkan lansia terbaring di tempat tidur sehingga
dalam memenuhi kebutuhannya lansia tidak mampu melakukannya dan memerlukan
bantuan dari orang lain.seperti klien menderita penyakit stroke yang
menyebabkan klien mengalami kelumpuhan.Di sini peran perawat sangat penting
dalam meningkatkan kesehatan lansia terutama dalam pemenuhankebutuhan
fisiologis lansia seperti makan dan minum dan juga personal hygien lansia.pada
lansia yang terbatas fisiknya perlu adanya perawatan kebersihan diri yang
kontinu sebab lansia tidak mampu beraktivitas,hal ini di lakukan untuk mencegah
terjadinya infeksi pada lansia bila tidak terjaga kebersihan tubuhnya.
c. Masalah-masalah fisik yang berhubungan dengan
Pembatasan fisik
Perubahan
kondisi fisik meliputi perubahan dari tingkat sel sampai ke semua sistem organ
tubuh,di antaranya sistem pernafasan,pendengaran,penglihatan,cardiovaskuler,sistem
pengaturan tubuh,muskuloskletal,endokrin dan integumen.hal ini berpengaruh pada
aktivitas yang dilakukan oleh lansia,bila aktivitas yang di lakukan berat
kadang menyebabkan timbulnya masalah-masalah fisik pada lansia
tersebut,masalah-masalah fisik yang sering di temukan pada lansia sebagai
berikut:
1.Mudah
jatuh
2.Mudah
lelah
3.Penurunan
kondisi mental akut
4.Nyeri
dada atau berdebar-debar
5.Sesak
nafas saat melakukan aktifitas kerja fisik
6.Nyeri
pinggang atau punggung
7.Sulit
tidur dan pusing-pusing
8.Gangguan
pada fungsi penglihatan,pendengaran dan sukar menahan air kencing
Berdasarkan
penjelasan di atas,makalah ini akan menjelaskan faktor-faktor penyebab
terjadinya pembatasan fisik pada lansia.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembatasan
fisik
1.Resiko mudah jatuh
Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau
saksi mata, yang melihat kejadian mengakibatkan seseorang mendadak
terbaring/terduduk di lantai / tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa
kehilangan kesadaran atau luka ( Reuben, 1996 ).
Jatuh sering terjadi atau dialami oleh usia lanjut. Banyak
faktor berperan di dalamnya, baik faktor intrinsic dalam diri lansia tersebut
seperti gangguan gaya berjalan, kelemahan otot ekstremitas bawah, kekakuan
sendi, sinkope dan dizzines, serta faktor ekstrinsik seperti lantai yang licin
dan tidak rata, tersandung benda – benda, penglihatan kurang karena cahaya
kurang terang, dan sebagainya.
Berdasar survai di masyarakat AS, Tinetti ( 1992 )
mendapatkan sekitar 30% lansia umur lebih dari 65 tahun jatuh setiap tahunnya,
separuh dari angka tersebut mengalami jatuh berulang. Kane dkk ( 1994 )
mendapatkan dari survai masyarakat di AS ⅓ lansia umur lebih dari 65 tahun
menderita jatuh setiap tahunnya dan sekitar 1/40 memerlukan perawatan rumah
sakit. Sedangkan di rumah – rumah perawatan sekitar 50% penghuninya mengalami
jatuh dengan akibat antara 10 – 25%nya memerlukan perawatan di rumah sakit.
Terdapat dua faktor terjadinya jatuh pada lansia,yaitu:
a.Faktor Instrinsik
1.Gangguan sistem
susunan saraf
2.Gangguan penglihatan
3.Gangguan
Psikologis
4.Infeksi telinga
5.Vertigo
b.Faktor ekstrinsik
1.Cahaya
ruangan yang kurang terang
2.Lantai
yang liicin
3.Tersandung
benda-benda
4.Turun
tangga
5.Kursi
roda yang tidak terkunci
2.Mudah Lelah
dan sesak nafas saat beraktivitas fisik
Mudah lelah adalah adahal yang paling
sering di alami oleh lansia,hal ini di sebabkan oleh penurunan organ tubuh
lansia yang semakin hari semakin menurun,pada sistem pernafasan lansia terlihat
jelas terjadinya penurunan sistem organ pada sistem kardiovaskuler,otot-otot
jantung semakin lambat untuk melakukan kontraksi dalam memompa darah,hal ini
berakibat pada ketidakmampuan lansia untuk melakukan aktivitas yang berat di
karenakan akan membuat lansia beresiko mengalami gangguan pernafasan seperti
sesak nafas atau dipsneu.
Sesak nafas saat melakukan aktivitas kerja fisik
Di sebabkan oleh :
1.Kelemahan jantung
Hal ini paling sering di alami oleh lansia di
sebabkan oleh katup jantung menebal dan menjadi kaku,kemampuan jantung memompa
darah menurun 1 % pertahun,berkurangnya cardiac output,kehilangan elastisitas
pembuluh darah,tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi pembuluh
darah perifer dan berkurangnya heart rate pada usia diatas 65 tahun
2.Gangguan sistem
saluran nafas
Penyebabnya adalah di karenakan otot-oto
pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku,menurunnya aktivitas
cilia,berkurangnya elastisitas paru,alveoli ukurannya melebar,oksigen arteri
menurun menjadi 75 mmhg dan berkurangnya maksimal oksigen yang dihirup
3.Anemia dan berat
badan berlebihan
Anemia di akibatkan oleh berkurangnya darah
dalam tubuh,darah sangat di perlukan untuk mengikat oksigen dalam tubuh,akibat
berkurangnya darah berdampak pada berkurangnya oksigen yang di perlukan oleh
tubuh,sedangkan obesitas dapat menyebabkan pengembangan dada tidak sempurna
sehingga menyebabkan lansia mudah lelah.
3. Penurunan
kondisi mental akut
Pada
umumnya usia lanjut mengalami penurunan fungsi kognitif dan
psikomotor.Perubahan-perubahan mental ini erat sekali kaitannya dengan
perubahan fisik,keadaan kesehatan,tingkat pendidikan atau pengetahuan serta
situasi lingkungan.Intelegensi di duga secara umum makin mundur terutama faktor
penolakan abstrak seperti mulai lupa terhadap kejadian baru.Dari segi mental
emosional sering muncul perasaan pesimis,timbulnya perasaan tidak aman dan
cemas,adanya kekacauan mental akut,merasa terancam akan timbulnya suatu
penyakit atau takut di telantarkan karena tidak berguna lagi.Faktor-faktor yang
mempengaruhi peruban mental antara lain:
1.Penurunan fisik khusunya organ perasa
2.Kesehatan umum
3.Tingkat Pendidikan
4.Keturunan
5.Gangguan syaraf panca indra,timbil kebutaan dan
ketulian
6.Gangguan konsep diri
7.Hilangnya
kekuatan dan ketegapan fisik,perubahan terhadap gambaran diri,dan perubahan
konsep diri
4. Nyeri dada saat beraktifitas
Terdapat banyak faktor penyebab terjadinya
nyeri dada pada lansia yaitu:
1. Penurunan aktivitas paru (
mengembang & mengempisnya ) sehingga jumlah udara pernafasan yang masuk
keparu mengalami penurunan, kalau pada pernafasan yang tenang kira kira 500 ml.
2. kemampuan batuk berkurang, sehingga
pengeluaran sekret & corpus alium dari saluran nafas berkurang sehingga
potensial terjadinya obstruksi.
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun
1 % pertahun sesudah berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi
dan volumenya berakibat pada resiko terjadinya nyeri dada.
4. Tekanan darah meningkat akibat
meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.
5.
Gangguan pada
funsi Penglihatan
Lansia pada usia di atas 60 tahun sering mengeluh
penglihatannya terganggu,kebanyakan lansia akan mengalami kesulitan untuk
mencari sesuatu yang di inginkan lansia,terdapat beberapa faktor penyebab
terjadinya gangguan penglihatan,antara lain:
1.Kelainan pada lensa mata(refleksi pada lensa mata yang
kurang)
2.Kekeruhan pada
lensa mata (Katarak)
3.Tekanan pada
bola mata yang tinggi (Glaukoma)
4.Radang saraf
mata
6. Gangguan pada fungsi pendengaran
Dapat disebabkan oleh faktor-faktor yaitu :
1.Presbiakusis
atau penurunan pendengaran pada lansia
2.Ketulian
pada usia lanjut
3.penyakit
degeneratif (Otosklerusis)
4.membran
timpani obstuksi sehingga mengalami otoklerosis
5.bertambahnya
obstruksi tuba eustachi.
7. Gangguan pola tidur
Disebabkan oleh :
1.Faktor
instrinsik,misalnya lingkungan yang kurang tenang
2.Faktor
ekstrinsik,seperti nyeri,gatal,dan iritabilitas
8. Gangguan pemenuhan nutrisi berakibat pada
penurunan berat badan
Di sebabkan oleh :
1.Nafsu makan menurun karena kurang
adanya gairah hidup atau kelesuan
2.Adanya penyakit kronis
3.Gangguan pada
saluran pencernaan sehingga penyerapan makanan menjadi terganggu
4.Faktor sosial ekonomi (Pensiun)
E. Solusi
menghadapi Masa Tua
1. Masuk ke dalam posisi mereka
Penurunan fisik secara
perlahan-lahan karena termakan usia bisa menimbulkan depresi tersendiri.
Bayangkan apa yang akan kita alami ketika kenyataan itu terjadi pada diri kita,
dengan begitu, kita bisa memahami apa yang dirasakan dan dialami orang tua.
2. Dorong mereka untuk mencoba
hal-hal baru
Orang-orang yang sudah jompo sering
terpaku pada hal-hal yang tidak mungkin mereka capai, karena itu bawalah mereka
mencoba hal-hal baru yang memungkinkan bagi mereka.
3. Sepakati aturan-aturan dasar
tertentu
Bila tidak mau dikunjungi
terus-menerus setiap sore untuk diajak ngobrol, buatlah kesepakatan mengenai
waktu dan frekuensi pertemuan yang memungkinan dengan kedua orang tua.
4. Menerima hadiah dari mereka
Orang-orang berusia lanjut sangat
senang memberi sesuatu kepada orang lain. Terimalah pemberian mereka, tapi juga
bersiap-siaplah untuk mengembalikannya suatu ketika nanti, jika dibutuhkan.
5. Biarkan mereka terus aktif
Walaupun sendi-sendi mereka sudah
lemah, tak berdaya, dan sudah tidak bisa berlari, ada baiknya kita mendorong
mereka terus aktif bergerak. Ini sama dengan memotivasi mereka untuk tetap
bersikap mandiri.
6. Jangan terbawa pertimbangan
emosional
Ini hal yang sangat sulit. Kita
tidak harus merawat orang tua saat mereka sudah tua hanya karena dulu mereka
menyeboki kita saat masih bayi. Ada banyak cara untuk membantu, tapi jangan
sampai kita menjadi tukang rawat mereka, lain hal kalau itu menjadi bagian
rencana hidup pribadi.
7. Sabar mendengar cerita favorit
orang tua yang diulang-ulang
Pada usia lanjut, kisah cerita dan
anekdot favorit orang tua biasanya akan selalu diceritakan berulang kali. Kita
perlu sabar dan membiarkan mereka menceritakannya berkali-kali.
8. Jawab pertanyaan-pertanyaan
hakiki mengenai hidup
Orang tua yang sudah renta memiliki
kesadaran yang tinggi mengenai pentingnya moralitas daripada sebelumnya.
Kematian merupakan hal yang menakutkan, karena itu dorong orang tua kita untuk
mendalami iman atau kehidupan rohani jika mereka menganut ajaran tertentu.
BAB
II
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pembatasan
fisik adalah suatu keadaan dimana seseorang yang telah lanjut usia akan
mengalami kemunduran pada berbagai aspek terutama kemampuan fisik yang dapat
mengakibatkan penurunan pada peranan-peranan sosialnya,kemunduran kemampuan
fisik ini akan menimbulkan gangguan di dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya
sehingga meningkatkan ketergantungan yang memerlukan bantuan orang lain.
Masalah-masalah
fisik yang sering di temukan pada lansia sebagai berikut:
1.Mudah
jatuh
2.Mudah
lelah
3.Penurunan
kondisi mental akut
4.Nyeri
dada atau berdebar-debar
5.Sesak
nafas saat melakukan aktifitas kerja fisik
6.Nyeri
pinggang atau punggung
7.Sulit
tidur dan pusing-pusing
8.Gangguan pada fungsi penglihatan,pendengaran
dan sukar menahan air kencing
B.
Penutup
Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat
meningkatkan pengetahuan bagi mahasiswa tentang konsep pembatasan fisik pada lansia
dan bermanfaat bagi mahasiswa dan institusi.Kami mengharapkan
saran dan komentar dari pembaca tentang makalah ini,bila terdapat kesalahan
atau kekeliruan sehingga makalah ini menjadi lebih baik lagi bagi pembaca yang
ingin menjadikan makalah ini menjadi bahan pembelajaran
Daftar Pustaka
1.Nugroho
wahyudi,1996.Keperawatan Gerontik.jakarta:EGC
2. Agung Seto,2008,Buku ajar Komunitas,jakarta:EGC
3.Nugroho,wahyudi.2000.Perawatan
Usia Lanjut.jakarta;EGC
4. Leueckenote,AA1998.Pengkajian
Gerontologi.Jakarta: EGC
5.
Stanley, Mickey & Patricia gauntiett beare. 200.6 Buku Ajar Keperawaan
Gerontik ed. 2.Jakarta: EGC
6.www.google.com = “Pembatasan
fisik pada lansia”
7.http://perubahan-fisik-lansia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar